Kedewasaan perlahan merubah cita dan cinta
Entah itu karna logika ataupun peradaban
Namun kadang melintas di benak, bahwa yang aku jalani bukanlah aku
Dimana anak dengan impian-impian jenaka yang berlari ditengah hujan
Berteriak lantang “Aku mau jadi astronots!” sampai suaranya habis diurai udara
Tanpa malu akan ditertawakan, tak bergeming sedikitpun
Saat itu apiku masih binar
Terlindung apik tanpa pelindung
Sekarang semuanya tersususun, rapi
Seperti jajaran minuman kaleng di rak mini market
Aku dibentuk sempurna, persis, tanpa cacat
Tak ingin tau apa yang ada di jajaran lain
“Ya memang sudah begini seharusnya” bisik seorang kaleng
Sebuah frasa pemadam api yang tak jarang dijumpai
Membuat api meredup dalam kenyamanan
Ingin rasanya SEDIH
Bukan karna olokan ataupun drama adu peran
Karna kandasnya sebuah impian yang sampai akhir diperjuangkan
Ingin rasanya meledakan tawa karna puasnya hasrat yang mengalir
Bukan sebuah kesenangan palsu atas pencapaian tak bernilai
Kebahagian fana membalut api jingga hingga meredup
Memadam
Menjadi asap abu-abu yang tak tercium bau hangusnya
Kedewasaan memang perlahan merubah cita dan cinta
Entah itu karna logika ataupun peradaban
Namun aku tak kenal aku lagi
Yang kulihat dicermin hanyalah seorang kaleng indah tanpa cacat
Dengan tatapan nanar membias dari sorot matanya
Api itu sudah padam